高齢化社会
KOREIKA SHAKAI
-japan
aging society-
Pasca perang dunia II, penduduk warga Negara Jepang mulai
memfokuskan diri pada pembangunan Negara. Dalam masa pembangunan dan pemulihan Negara,
kesejahteraan masyarakat dengan sendirinya didapat sejalan dengan majunya Negara
Jepang menjadi salah satu Negara dengan perekonomian terkuat nomor dua di Dunia.
Kesejahteraan masyarakat salah satunya tercermin dengan meningkatnya usia penduduk
yang semakin bertambah seiring naiknya batas usia produktif di jepang yang
tadinya 60 tahun dinaikkan menjadi 65 tahun.
Kehidupan penduduk lansia yang kian membaik, fasilitas yang
memadai, dan kesejahteraan sosial yang mereka jalani selama masa pensiun
menambah tingkat kesejahteraan untuk para lansia ternyata juga menimbulkan
dampak pada Negara dan dana pensiun yang menyokong kehidupan mereka.
bagan pertumbuhan dan perkiraan penduduk Jepang yang menggambarkan diagram pohon hingga ke layang-layang |
A. Koreika
shakai
Koreika shakai ditulis
dengan kanji 高齢化社会
dimana Ko
Berasal dari kanji takai高い yang artinya tinggi, Rei berasal dari
kanji yowai 齢 yang artinya umur, Ka berasal dari kanji
fukeru化けるyang artinya tumbuh menjadi berumur/ menua,
dan Shakai社会memiliki arti masyarakat.
Koreika Shakai adalah peningkatan jumlah
penduduk berusia lanjut pada Negara Jepang. Lebih tepatnya adalah pertumbuhan dengan peningkatan yang sangat
tajam pertahunnya dari penduduk yang berusia 65 tahun keatas dan
merupakan penduduk yang sudah tidak wajib lagi bekerja dan membayar uang
pensiun serta merupakan orang yang secara rutin mandapat asuransi perbulannya atau dapat dikatakan sebagai warga yang
sisa hidupnya akan dihidupi oleh Negara.
B. Penyebab
timbul masalah pada Koreika
Shakai
§ Shoshika shakai
Kekurangan
generasi muda atau lebih tepatnya menurunnya tingkat kelahiran bayi pertahun
yang merupakan generasi muda mendatang yang akan membangun Negara.
§ Bankokka
Merupakan penundaan
usia menikah oleh para wanita yang lebih
memilih untuk berkarir terlebih dahulu dari pada menikah. Bankokka sendiri
merupakan salah satu dampak negative yang diperoleh Jepang, dimana mengikuti
kebudayaan workaholic yang gila akan bekerja ini tentu perihal bankokka ini bukanlah hal yang tak lazim. Tapi karena kebudayaan gila kerja
yang merambah sangat meluas di kalangan wanita inilah yang menjadi masalah, yang
kemudian lambat laun kebanyakan wanita mulai lebih mengutamakan karir mereka
dan mengesampingkan pikiran untuk membentuk keluarga baru. Walaupun begitu keinginan
mereka untuk memiliki pasangan memang ada tetapi tidak harus menikah terlebih
dahulu.
§ Pergeseran budaya uchi dan ie akibat gaya
urbanisasi di kota
Dalam hal ini,
masyarakat jepang adalah masyarakat yang
menganut konsep keluarga inti (ie seido) yang merupakan konsep sentral
kehidupan masyarakat Jepang. Namun akibat
urbanisasi dari gaya hidup mandiri di perkotaan, gaya hidup sendirinpun mulai
menggantikan konsep ie seido tersebut sehingga masyarakat jepang yang terkena
dampak urbanisasi ini kebanyakan lebih memilih untuk tinggal sendirian
dibandingkan melanjutkan ie-nya.
§ Tingkat perceraian yang tinggi
Hal ini jelas
mempengaruhi pasangan-pasangan muda yang sudah siap fisik dan material tetapi
ternyata tidak siap mental karena isu-isu akan perceraian yang sering terjadi
di Jepang. Untuk itu banyak dari mereka yang lebih memilih hubungan saling
melengkapi bak perkawinan tetapi sebenarnya mereka tidak memiliki ikatan
pernikahan.
§ Maraknya hubungan tanpa ikatan pernikahan
Hal ini menjadi salah
satu sebab takutnya pasangan muda memiliki anak. Karena takut akan malu yang
dihadapi karena memiliki anak di luar pernikahan. Dan hal ini jugalah yang
menjadi sebab maraknya bankokka di
kalangan generasi muda sekarang. Mereka memiliki pasangan dan dapat hidup
bersama tanpa harus memiliki ikatan hubungan dalam pernikahan.
§ Mahalnya biaya memiliki anak
Karena biaya
kelahiran tidak termasuk dalam asuransi kesehatan yang dimiliki setiap warga Negara
Jepang, maka mahalnya biaya kelahiran dan perawatan anak menjadi alasan yang hampir
selalu ditemui di masyarakat. Tetapi ada pengecualian untuk kelahiran Caesar
yang mendapatkan asuransi kesehatan karena dianggap sebagai sebuah penyakit.
C. Dampak-dampak yang dipengaruhi oleh
koreika shakai:
§ Masalah dana pensiun
Pemerintah
Jepang mewajibkan setiap orang dewasa untuk masuk program pensiun wajib yang
dimulai pada pada akhir tahun 1960. Dimana dana pensiun ini sebenarnya bukan
hanya berlaku terhadap orang Jepang saja, tapi juga terhadap orang asing yang
tinggal di jepang. Tetapi belakangan ini soal pensiun inilah yang dirisaukan
oleh banyak orang, terutama daari kalangan muda. Masalahnya meskipun setiap
orang diwajibkan membayar setoran mulai sejak muda, pada saat mereka tua nanti
belum tentu mereka akan mendapatkan uang pensiun. Dimana dengan dana pensiun
ini pemerintah Jepang membantu ‘menghidupi’ masyarakat yang sudah berumur lebih
dari 65 tahun yang jumlah mereka tiap tahun bertambah banyak seiring dengan
semakin panjang usia rata-rata penduduk Jepang. Uang yang digunakan untuk
membayar pensiun ini tentu saja diambil dari dana yang disetor oleh
masyarakat yang umurnya belum mencapai
umur pensiun. Yang jadi masalah , dari tahun ke tahun jumlah orang di Jepang
semakin menurun, sedangkan jumlah orang tuanya semakin banyak.
Pada tahun 2005
salah satu permasalahan yang ramai dibicarakan di Parlemen jepang antara lain
masalah dana pensiun yang sangat berhubungan erat dengan masalah kependudukan
yaitu adanya koreika shakai dan shoshika shakai. Inilah mengapa orang muda
jepang sekarang merasa khawatir tidak akan menerima dana pensiun di masa tua
nanti karena ditatidak ada generasi penerus yang akan menanggung dana pensiun
mereka nantinya.
Masalah lainnya adalah
tingkat kesejahteraan yang semakin membaik membuat ornag Jepang berumur semakin
panjang. Menurut data terbaru dikatakan bahwa usia rata-rata wanita Jepang
adalah 85 tahun dan untuk laki-laki adalah 79 tahun. Di satu sisi ini adalah
hal yang patut disyukuri, tapi di lain hal, ini berarti semakin banyak usia
penduduk yang tidak produktif yang harus di support oleh mereka-mereka yang
masih muda. Oleh karena itu beredar isu di kalangan kaum muda tentang
kemungkinan tentang tidak bisa didapatkannya dana pensiun meskipun sudah
membayar sejak muda.
§ Dampak terhadap perekonomian Negara
Meningkatnya jumlah
penduduk lansia berarti meningginya usia penduduk yang tidak produktif dalam
membantu perekonomian Negara dan menurunnya
penduduk muda berarti menurunnya tingkat usia produktif yang merupakan
ujung tombak pembangun Negara. Penurunan tingkat kelahiran bayi sementara
disisi lain laju pertumbuhan yang sangat cepat dari para lansia mulai mengancam
Jepang, jika kondisi ini dibiarkan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke
depan nantinya berimbas pada berkurangnya penduduk usia produktif dan juga
tenaga kerja di jepang.
Di tahun 2010,
pemerintah jepang memperkirakan ada dua pekerja yang akan berhenti untuk setiap
para pekerja baru yang masuk sebagai tenaga kerja, maksudnya antara pekerja
yang berhenti dengan tenaga kerja baru berbanding 2:1. Dari sini terlihat
jelas, usia produktif sebagai sumber daya manusia yang dibutuhkan bagi
keberlangsungan perekonomian suatu Negara berkurang pertahunnya.
Dengan begitu peningkatan
beban ekonomi yang harus ditanggung pemerintah Jepang kepada para lansia
semakin tinggi karena terus memfasilitasi para lansia sampai waktu yang tidak
bisa ditentukan. Biaya untuk memfasilitasi hal ini setiap tahunnya semakin
meningkat sehingga membuat pemerintah Jepang berfikir keras agar anggaran Negara
yang digunakan untuk memfasilitasi penduduk lansia tetap ada.
Penduduk lansia
yang jumlahnya semkain benyak juga menyebabkan anjloknya Negara Jepang yang
memiliki ekonomi terkuat nomor dua di dunia digantikan oleh China. Ini tentu
juga dikarenakan Negara lebih memiliki penduduk yang usianya sudah tidak
produktif lagi daripada generasi muda yang usianya masih produktif. Untuk itu
masyarakat Jepang lansia yang dianggap masih produktif dituntut untuk terus
bekerja dan ikut tetap aktif dalam masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari
mundurnya usia pensiunan yang seharusnya 60 tahun menjadi 65 tahun.
D. Upaya
pemerintah Jepang dan
masyarakat dalam menanggulangi masalah yang timbul akibat
Koreika Shakai
1. Pemerintah Jepang merespon permasalahan
yang akan dihadapi para lansia ini karena permasalahan koreika shakai dan
shoshika shakai akan berdampak juga pada meningkatnya bantuan perawatan yang
dibutuhkan oleh para lansia dikarenakan berkurangnya perawat asal generasi muda
maka dari itu dengan mengirimkan perawat dari luar (perawat yang didatangkan
dari Indonesia) merupakan salah satu cara mengatasi pembengkakan penduduk
berusia lanjut yang butuh pelayanan sosial.
2. Untuk menghindari ketakutan terhadap biaya
perawatan kelahiran bayi yang sangat mahal, pemerintah Jepang berinisistif memberi
beberapa tunjangan untuk setiap kelahiran bayi sekarang ini. Tunjangan-tunjungan
itu antara lain: tunjangan kelahiran, tunjangan perawatan balita, tunjangan
kesehatan anak, dll
3. Untuk mengurangi beban generasi muda terhadap
dana pensiun yang dari tahun ke tahun semakin tinggi, maka penerima dana
pensiun diundurkan dari usia 60 tahun menjadi usia 65 tahun
4. Walaupun angsuran dana pensiun kian naik
nominalnya tetapi pembayaran akan disesuaikan dengan pendapatan masing-masing
orang.
5. Masyarakat yang juga turut khawatir akan
fenomena inipun berupaya dengan melakukan kampanye-kampanye sosial terumana di
sekolah-sekolah yang audiensinya adalah generasi muda mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar